8 Kesalahan Memulai Usaha Dimsum: Jangan Sampai Terjadi Ya!

Salinan dari Teks paragraf Anda (3)

Supplierdimsumindonesia.com – Kesalahan memulai usaha dimsum yang akan dijabarkan di artikel ini bisa membantu kamu tidak salah langkah sebagai pengusaha kuliner dimsum pemula

Usaha kuliner di Indonesia memang sangat menggiurkan. Terlebih dengan sikap masyarakat Indonesia yang suka jajan dan makan di luar untuk melepas penat atau untuk keperluan berkumpul dengan keluarga atau kenalan. Salah satu usaha kuliner yang menjanjikan di Indonesia adalah usaha dimsum. Meskipun dimsum adalah makanan khas Tiongkok, masyarakat Indonesia secara umum sudah familiar dengan makanan yang satu ini.  

Nah, memulai sebuah usaha  tidaklah mudah. Apapun jenisnya, sebuah usaha memiliki kesulitan saat memulai dan pemeliharaanya, tak terkecuali usaha kuliner dimsum. Oleh karena itu, pastikan untuk tidak melakukan kesalahan saat memulai usaha dimsum yang akan dibahas di artikel ini. 

8 Kesalahan Memulai Usaha Dimsum: Jangan Sampai Terjadi Ya!

1. Tidak Melakukan Riset Pasar Yang Benar Dan Menyeluruh

Semua bentuk usaha akan diawali dengan yang namanya riset pasar. Riset pasar berfungsi untuk memberikan gambaran “lapangan main” jenis usaha kamu. Kamu akan melakukan riset untuk mengetahui kondisi kompetitor, psikologis konsumen, kompetisi harga, jalur distribusi, vendor, dan aspek-aspek lain dalam jenis usaha kamu. 

Sumber: businessmarketingengine.com

Pemahaman pasar yang mendalam dan menyeluruh adalah yang paling penting saat memulai usaha, seperti usaha dimsum. Dengan riset pasar yang berhasil, kamu bisa mendapatkan informasi untuk memudahkan perencanaan produk, penentuan harga jual, budgeting, bahkan hingga strategi marketing.  

Beberapa cara dalam mendapatkan data riset pasar adalah dari menyebar kuesioner, observasi etnografi, wawancara ke konsumen langsung, hingga  wawancara ke ahli. Riset pasar bukan hanya dilakukan saat memulai saja, sebagai pengusaha riset pasar baiknya dilakukan lagi dalam jangka waktu tertentu. Ini dikarenakan kondisi dunia usaha yang selalu berubah-ubah. 

2. Tidak Memperhatikan Legalitas dan Perizinan Bisnis

Memulai usaha sudah pasti memerlukan modal. Namun, ada banyak kasus dimana modal usaha sia-sia terbuang karena usahanya terlibat masalah terkait legalitas dan perizinan bisnis. Pemerintah Indonesia sudah mencantumkan semua legalitas membangun usaha pada beberapa peraturan seperti di UU Cipta Kerja No. 11 tahun 2020, Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 5 tahun 2021, dan di Peraturan Menteri Perdagangan No. 31 tahun 2023. Beberapa surat-surat penting untuk mendirikan usaha diantaranya adalah:

  • Akta Pendirian Usaha
  • Nomor Induk Berusaha (NIB)
  • Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
  • Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
  • Nomor Pokok Wajib Pajak Badan Usaha (NPWP-BU)
  • Dsb

Apabila kamu memang ingin membuat usaha dimsum dalam skala besar seperti menjadi supplier/produsen dimsum skala nasional atau memiliki restoran dimsum, maka surat-surat ini wajib diurus. Usaha yang memiliki legalitas dan perizinan yang lengkap jelas akan lebih dipercaya di mata investor, mitra bisnis, pemerintah, dan konsumen. Ini akan melancarkan semua manuver yang akan dilakukan usaha kamu.

3. Kualitas Produk Yang Tidak Konsisten

Saat usaha sudah berjalan, menjaga kualitas produk sangatlah penting. Sebagai usaha kuliner, output yang akan langsung dinilai oleh stakeholder eksternal usaha kamu adalah dari produk. Konsistensi rasa dan kualitas adalah kunci utama dalam sebuah bisnis kuliner.

Kualitas produk yang tidak konsisten akan merusak kepercayaan dan reputasi usaha kamu dan lama-kelamaan akan menggerogoti pemasukan usaha kamu. 

Apabila kamu memutuskan untuk memproduksi dimsum sendiri, pastikan kamu melakukan standarisasi resep dan konsisten memakai bahan-bahan yang berkualitas. Bila kamu berkecimpung di usaha dimsum dalam bentuk penjual atau restoran dan merasa kesulitan menjaga kualitas produk, kamu bisa mempercayakan stok produk pada supplier dimsum. 

Salah satu supplier dimsum terpercaya di Indonesia adalah Supplier Dimsum Indonesia (SDI). sebagai supplier dimsum, SDI sudah memiliki standar resep dan memakai bahan-bahan berkualitas serta produksi yang masif untuk memastikan ketersediaan stok. SDI memiliki banyak varian dimsum mulai dari yang klasik hingga yang unik yang bisa kamu cek dibawah ini. 

Dimsum Varian Premium 100% Halal

Dimsum Varian Spesial 100% Halal

4. Salah Menentukan Harga

 Kesalahan menentukan harga bisa terjadi di semua usaha, termasuk di usaha dimsum. Mungkin kita ingin segera cuan dengan memasang harga jual tinggi. Strategi ini punya kemungkinan besar berhasil apabila mentarget kalangan menengah-keatas. Namun, strategi ini tidak akan berhasil bila tidak dibarengi dengan output produk dengan kualitas tinggi dengan bahan yang berkualitas serta konsisten. Sekali konsumen tahu kalau harga tinggi ini “bodong” maka reputasi usaha kamu terancam rusak. 

Di sisi lain, apabila kamu menentukan harga jual murah untuk menarik banyak pelanggan, kamu juga bisa merugi. Harga murah yang salah justru malah membuat produk yang kamu jual tidak memiliki profit atau kurang profit. Selain itu, harga murah di usaha kuliner sering diasosiasikan dengan produk murahan, tidak enak, memakai bahan kimia, dan memakai bahan yang “tidak asli”. 

Sumber: www.inflowinventory.com

Menentukan harga jual yang tepat adalah dengan menghitung biaya produksi terhadap untung yang ingin didapat pada setiap penjualan produk. Biaya produksi ini mencakup biaya beli atau membuat stok produk, biaya peralatan dan perlengkapan, biaya energi (listrik dan gas), biaya SDM, biaya tempat (bila ada), dan biaya pra penjualan lainnya. Lalu, disesuaikan dengan biaya pemasaran, prospek kelas target konsumen, dan aspek psikologis konsumen lain. 

5. Tidak Memiliki Keunikan Produk

Nilai jual unik atau unique selling point (USP) adalah sebuah strategi pemasaran yang sangat umum dipakai pada usaha kuliner.

Inti dari pemanfaatan USP yang benar adalah untuk menjadi penjual dimsum yang menonjol di antara kompetitor. Kenyataanya adalah ada banyak penjual dimsum yang pasti memiliki varian klasik dimsum seperti siomay, gyoza, atau lumpia. Maka, kamu harus menonjolkan USP produk berupa memiliki dimsum klasik dengan isian unik seperti siomay mozarella atau siomay ranjau dengan isian cabe rawit

Selain itu, inovasi berupa tampilan dimsum unik juga bisa menjadi USP yang menarik. Kamu bisa mengambil inspirasi dari Anime Naruto untuk membuat siomay dengan tampilan seperti lambang klan Uzumaki seperti siomay uzumaki ini. 

Inti dari pemahaman USP untuk sebuah usaha biasanya akan berkutat pada 4P pemasaran seperti keunikan produk, harga atau kelas harga, tempat, dan gaya promosi. Pada kasus usaha kuliner seperti usaha dimsum, pemahaman ini bisa dipakai dengan efektif. 

6. Tidak Mengutamakan Pelayanan Yang Terbaik

Masih berhubungan dengan poin USP sebelumnya, pengalaman berkunjung konsumen juga bisa menjadi USP. Bila kamu memiliki usaha tempat makan dimsum, pelayanan yang ramah dan cepat bisa menjadi USP yang akan diingat konsumen. Selain itu, dengan memastikan tempat makan selalu bersih juga akan menjadikan pengalaman berkunjung yang baik 

Sebuah ide menarik adalah kamu bisa memanfaatkan teknologi untuk pelayanan modern.  pemesanan dan pembayaran dimsum melalui teknologi gawai akan memberikan pelayanan yang cepat, efisien, mudah, dan minim kesalahan. Ini juga sudah memberikan pengalaman berkunjung yang unik.

7. Tidak Memanfaatkan Platform Digital Dengan Baik

Di era yang serba modern dan serba internet ini, usaha kuliner adalah salah satu usaha yang sangat terbantu dengan adanya inovasi platform digital. 

Menggunakan platform digital berupa media sosial seperti Instagram dan Tiktok, para pengusaha dimsum sudah bisa mendapatkan platform pemasaran dan informasi secara mudah dan gratis. Lalu, dengan menjadi mitra di platform pesan-antar makanan digital seperti GoFood, Grab Food atau Shopee Food, kamu seakan sudah memiliki toko dan etalase tanpa harus bener-benar menyewa tempat secara fisik.

Pemanfaatan platform digital bisa memangkas banyak biaya-biaya yang normalnya ada di usaha kuliner konvensional. Kamu lantas bisa mengalokasikan selisih biaya tambahan itu untuk sektor lainnya. 

8. Tidak Memiliki Rencana Jangka Panjang

Semua usaha pasti memiliki rencana jangka pendek dan panjang. Rencana jangka panjang memiliki tantangannya sendiri karena umumnya apa yang tercantum bersifat ambisius. Namun, dengan rancangan rencana bisnis jangka panjang yang tepat, maka rencana ini bisa lebih mudah terwujud. 

Usahakan untuk membuat rencana jangka panjang yang berupa investasi yang ditargetkan untuk efisiensi dan peningkatan kualitas produksi. Apabila usaha kamu berupa tempat makan dimsum, maka pertimbangkan untuk meningkatkan kualitas stok dan mengembangkan varian produk. Lalu, bila itu sudah terlaksana, selanjutnya adalah strategi ekspansi yang tepat. 

Apakah kamu siap untuk meningkatkan kualitas stok produk dan varian usaha tempat makan dimsum kamu? Supplier Dimsum Indonesia bisa menjadi solusi tepat untuk mendapatkan dimsum frozen berkualitas restoran dengan harga yang terjangkau.

Supplier Dimsum Indonesia (SDI) adalah supplier dimsum berpengalaman dengan resep dimsum yang sudah terstandar. SDI hanya menggunakan bahan-bahan berkualitas untuk memproduksi dimsum dengan kualitas tinggi secara konsisten. Meskipun begitu, SDI menawarkan harga yang bersaing yang patut kamu pertimbangkan. SDI juga berinovasi dengan membuat varian dimsum unik secara tampilan dan isiannya. Varian SDI yang unik ini akan cocok untuk meningkatkan nilai jual unik usaha dimsum kamu. 

Jadi, tunggu apa lagi? langsung hubungi Supplier Dimsum Indonesia melalui halaman informasi disini dan nikmati memiliki stok produk dimsum berkualitas tinggi untuk usaha dimsum kamu.

Kesimpulan

Usaha dimsum semakin populer di Indonesia karena peminatnya yang terus bertambah dan konsisten. Namun, banyak pengusaha pemula yang terjebak dalam kesalahan yang bisa menghambat kesuksesan bisnis mereka. Oleh karena itu, kesalahan saat memulai usaha dimsum antara lain adalah tidak memiliki keunikan produk, tidak melakukan riset pasar dengan benar, kualitas produk yang tidak konsisten, tidak memanfaatkan platform digital dengan baik, tidak mengutamakan pelayanan yang terbaik, salah dalam menentukan harga, dan tidak memiliki rencana bisnis jangka panjang. Pembahasan lengkapnya sudah dijabarkan di artikel di atas ini.   

Baca Juga: 7 Menu Dimsum Klasik: Dari Zaman Kerajaan Sampai Sekarang Masih Ada!

Baca Juga: Berikut Bahan-Bahan Membuat Dimsum: Rahasia Dimsum Kelas Restoran!